ASPEK-ASPEK PENILAIAN PADA MATEMATIKA

Aspek penilaian pada matematika meliputi : aspek pemahaman konsep, aspek penalaran dan komunikasi dan aspek pemecahan masalah.

Berikut indikator-indikator pencapaian untuk masing-masing aspek.
1. Indikator pencapaian aspek pemahaman konsep adalah:
  • Menyatakan ulang sebuah konsep,
  • Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya,
  • Memberi contoh dan bukan contoh dari konsep,
  • Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
  • Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,
  • Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu,
  • Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.
Dengan mencermati indikator-indikator tersebut dapatlah disimpulkan bahwa ciri dari instrumen penilaian yang utamanya mengukur kemampuan pemahaman konsep siswa SMP adalah instrumen penilaian yang mengukur kemampuan siswa dalam memahami kaidah-kaidah yang berlaku pada objek matematika berupa fakta, konsep, prinsip maupun skill (prosedur, algoritma) 

2. Indikator pencapaian aspek penalaran dan komunikasi adalah:
  • Menyajikan pernyataan matematika dengan lisan, tertulis, tabel, gambar, diagram (untuk komunikasi)
  • Mengajukan dugaan,
  • Melakukan manipulasi matematika,
  • Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi,
  • Menarik kesimpulan dari pernyataan,
  • Memeriksa kesahihan suatu argumen,
  • Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.


Dengan mencermati indikator-indikator tersebut dapatlah disimpulkan bahwa ciri-ciri dari instrumen penilaian yang utamanya mengukur kemampuan penalaran dan komunikasi adalah instrumen penilaian yang menuntut siswa melakukan kegiatan menyelidiki/memeriksa kebenaran suatu pernyataan, menemukan, membuktikan, menyimpulkan (berdasar pernyataan-pernyataan yang diketahui), memanipulasi (fakta, konsep, prinsip, skill), menduga, memberi alasan logis. Selanjutnya tuntutan itu dikomunikasikan dengan cara lisan atau tertulis atau melalui tabel/diagram/grafik.



Sesuai dengan pengertian dari penalaran yaitu suatu proses atau aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat pernyataan baru yang benar berdasarkan pada pernyataan yang telah dibuktikan (diasumsikan) kebenarannya, maka soal-soal bentuk objektif kurang tepat digunakan untuk mengukur atau melatih kemampuan penalaran karena tidak dapat mendeteksi dengan baik proses berpikir siswa.

Aspek komunikasi dipasangkan dengan penalaran karena proses berpikir seseorang akan diketahui orang lain bila dikomunikasikan.

3. Indikator pencapaian kompetensi aspek pemecahan masalah adalah :

  • Menunjukkan pemahaman masalah,
  • Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah,
  • Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk,
  • Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat,
  • Mengembangkan strategi pemecahan masalah,
  • Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah dan
  • Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.

Indikator g (ke-7) menunjukkan adanya tuntutan bahwa instrumen penilaian yang utamanya mengukur kemampuan pemecahan masalah adalah instrumen penilaian yang menuntut siswa menggunakan prosedur yang tidak rutin dalam menyelesaikannya atau meresponnya. Prosedur rutin adalah prosedur yang secara konseptual wajib dipelajari semua siswa di manapun berada saat belajar matematika. Hal itu sesuai dengan pengertian pemecahan masalah dalam matematika, yaitu: pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Dengan demikian ciri dari penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah: (1) ada tantangan dalam materi tugas atau soal (2) masalah tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan prosedur rutin (3) prosedur menyelesaikan masalah belum diketahui penjawab.

Bagikan ini

Related Posts

Previous
Next Post »